Empat Kecerdasan Anak Indonesia

Thursday, May 30, 2013

Jakarta --- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan turut mendukung program Gerakan Nusantara (Minum Susu Tiap Hari untuk Anak Cerdas Aktif Indonesia). Program ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Susu Nusantara yang diperingati setiap tanggal 1 Juni. Gerakan Nusantara diluncurkan Frisian Flag Indonesia dengan dukungan
Kemdikbud, untuk mendukung kecerdasan anak-anak Indonesia dengan minum susu. Peluncuran berlangsung pada Senin pagi, (27/5), di Grha Utama Kemdikbud, Jakarta.
Peluncuran Gerakan Nusantara dihadiri Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim; Dirjen PAUDNI, Lydia Freyani Hawadi; Spesialis Gizi Klinik, yang juga Guru Besar Universitas Andalas, Fasli Jalal; Residen Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sophia Benedicta Hage; dan Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Kerja Sama Frisian Flag, Sri Megawati.
Dalam sambutannya, Wamendik Musliar Kasim mengatakan, anak-anak Indonesia harus mendapatkan gizi yang seimbang. "Yang paling penting adalah bagaimana memberikan gizi seimbang bagi anak-anak," ujarnya. Wamendik juga mengingatkan pentingnya gizi bagi perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun perkembangan otak atau kecerdasan.
Ia mengatakan ada empat kecerdasan yang harus dibangun kepada anak-anak. Pertama, kecerdasan spiritual. Yaitu bagaimana sejak awal anak-anak diberi pengetahuan akan keberadaan penciptanya, dan membuat anak mengerti akan keberadaan Tuhan dan malaikatNya. "Sehingga tidak ada anak yang berani melakukan perbuatan tidak terpuji," katanya.
Kedua, kecerdasan sosial, mengingat penduduk Indonesia yang beragam, terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. "Dari awal, bangsa ini dibangun dengan Bhinneka Tunggal Ika, terdiri dari berbagai suku bangsa," ujar Wamendik. Karena itu kecerdasan sosial diperlukan supaya anak bisa bersosialisasi dan bergaul dengan baik.
Ketiga adalah kecerdasan intelektual, yang berhubungan dengan kecerdasan otak. Kemudian yang keempat adalah kecerdasan kinestetik, yang berhubungan dengan aktivitas fisik. "Itu juga yang ingin kita bangun dalam Kurikulum 2013. Sumber belajar bukan hanya dari guru, tempat belajar tidak hanya di dalam kelas," jelas Wamendik. Ia menjelaskan, dalam Kurikulum 2013, anak-anak dirancang juga untuk belajar di luar kelas, atau di alam, supaya mereka mendapatkan rangsangan kinestetis yang bagus.

0 comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP