Peran Guru Perempuan

Wednesday, October 14, 2009

PERAN GURU PEREMPUAN DALAM MEMBINA MORAL SISWA
Sosok guru di negeri ini tak asaing lagi kita lihat bahwa kondisi nyata guru adalah pendidik dalam penyampaian ilmu, dan adanya proses perubahan tingkah laku peserta didik termasuk di dalamnya mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai.

Kita melihat fenomena saat ini, banyaknya anak didik yang masih belum menyadari makna dari pendidikan yang dia peroleh. Dari sisi lain kita bisa melihat guru perempuan identik dengan seorang ibu yang penuh kasih
sayang, pandangan yang teduh penuh kelembutan

Ternyata banyak kita lihat fenomena guru perempuan yang syarat dengan beban masalah yang dia pikul di dalam kehidupan keluarga, sehingga terkadang terbawa-bawa di dalam tugas pekerjaan di sekolah sehingga guru tersebut tidak mampu mengendalikan diri.

Ketika guru perempuan mengajar, jelas tidak bisa konsentrasi, sehingga apa yang di inginkan tidak tercapai. Perempuan merupakan sumber daya pembangunan yang potensial yang kiranya perlu mendapat perhatian khusus.

Melihat kondisi nyata dari penduduk Indonesia saat ini perempuan lebuh banyak dari pria. Ini kenyataan yang sangat signifikan, kita lihat perbandingan dari penduduk Indonesia saat ini 50% lebih dari penduduk Indonesia keseluruhan adalah perempuan.

Pernahkan kita berfikir, bahwa keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tanggung jawab keluarga dari pihak sekolah, terutama dalam peningkatan dan menumbuh kembangkan sikap moral siswa, disini guru dituntut lebih pro aktif.

Keluarga merupakan satuan terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang masih satu pertalian darah.

Sebenarnya kalau kita mau jujur, sampai sejauh mana keluarga dapat memberikan perhatian yang seluas-luasnya kepada anak ?

Contoh : Dalam pembinaan sikap moral, ketika anak berada di lingkungan keluarga ± 16 jam, di lingkungan sekolah ± 8 jam. Walaupun lebih banyak di lingkungan keluarga, belum tentu anak tersebut mendapatkan kasih sayang yang sempurna, misalkan ibu bapak (orang tua) yang sibuk. Sementara di sekolah pembinaan moral hanya bisa di dapat 2 jam dan pendidikan agama 2 jam per minggu.

Hal ini sangat ironis sekali dalam waktu yang singkat kita belum mampu melaksanakannya. Untuk lebih mencermati peran guru ke depan, guru wajib memiliki 4 kompetensi antara lain : kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Guru juga harus memiliki kemajuan berfikir cerdas, bekerja ikhlas. Bagi siswa berfikir cerdas, belajar ikhlas.

Dengan demikian apa yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Moral merupakan sikap tingkah laku atau perilaku siswa. Banyak kita lihat dalam perilaku sehari-hari siswa masih belum sanggup berlaku baik.

Contoh : Pada saat berbicara, bergaul sesama teman, berpapasan dengan guru, masih dalam keadaan kurang mencermati situasi.

Seharusnya untuk mengatasi hal tersebut, maka disekolah diterapkan :

1. 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
2. Berpakaian yang sopan, tidak terlalu banyak mengikuti gaya/trend, sesuai dengan aturan yang berlaku.
3. Masuk sekolah lebih awal dan diberikan wejangan
4. Kegiatan ekstrakurikuler.

Ada beberapa prinsip yang harus dilaksanakan oleh guru perempuan dalam membina moral siswa yaitu :

1. Terapkan prinsip kasih sayang dengan bertutur kata lembut.
2. Berikan contoh perilaku yang baik terhadap siswa ketika berbicara mulailah dengan senyum.
3. Selalulah memulai pekerjaan itu dengan ikhlas dan berfikirlah dengan cerdas.
4. Tanamkan prinsip ”SAYA HARUS IKHLAS
5. Tanamkan motto dalam mendidik :
Bagi guru : Berpikir cerdas, bekerja ikhlas
Bagi siswa : Berfikir cerdas, belajar ikhlas

Dengan demikian harapan mendidik moral siswa akan bisa dibina dengan baik

0 comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP